Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan bagian
yang terdapat di benua Asia. Dalam sejarahnya kawasan Asia Tenggara ini
merupakan daerah koloni bangsa Eropa pada masa imperialisme dan kolonialisme.
Bangsa eropa melihat kawasan ini sebagai lokasi strategis berlangsungnya
kawasan internasional dan kaya rempah-rempah, emas, kapas di beberapa wilayah
tertentu.
Oleh karena kekayaan tersebut, berbondong-bondong
mereka mendatangi kawasan Asia Tenggara. Mereka saling bersaing untuk dapat
menjadikan daerah koloni. Misalnya saja di Indonesia yang secara bergilir
diduduki oleh bangsa Portugis, Belanda, Inggris, bahkan Jepang.
Kedatangan Portugis sebagai orang peranggi tidak
dapat dipandang terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin
meluas. Lagi pula hubungan ekonomis dan politik bangsa Barat, khususnya bangsa
portugis, dengan bangsa-bangsa timur tengah tidak terlepas pula dari dampak
perang salib. Hubungan antara raja-raja di Nusantara dengan bangsa Portugis
ditandai pada umumnya oleh sikap bermusuhan, meskipun ada faktor-faktor yang
menyebabkan hubungan persahabatan.
Selat malaka merupakan aktivitas pusat perdagangan
terbesar di kawasan Asia. Portugis berhasil menemukan selat malaka pada tahun
1511 oleh Albuquerque. Sejak kedatangan itu, kaum pribumi di kawasan selat
malaka melakukan perlawanan-perlawan yang terjadi.
Kemudian Bangsa Belanda menyusul, pada tahun 1595
perseroan Amsterdam untuk pertama kali mengirim angkatan kapal dagangnya
terdiri atas empat kapal ke Indonesia di bawah pimpinan Cornalis de Houtman dan
pada tanggalo 14 Agustus 1597 tiba kembali di Tessel. Menyusul kemudian pada
tanggal 1 Mei 1598 angakatan kedua di bawah pimpinan Van Nede, Van Heemskerck
dan van warwijck. Dalam itu juga beberapa kapal yang dikirm ke Indonesia.
Pada tahun itu juga perseroan-perseroan di Amsterdam
bergabung, disusul oleh fusi perseroan-perseroan di Zeeland. Akhirnya berhasil
didirikan gabungan perseroan yang pada bulan maret 1602 disahkan Staten-General
Republik kesatuan Tujuh Provinsi berdasarkan suatu piagam yang memberi hak
eksekutif kepada perseroan untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan di
kawasan Tanjung Harapan dan kepulauan Solomon. Pimpinan Perseroan Veerenigde
Oost Indische Compagnie (VOC).
Pelayaran pertama mengunjungi Banten dan berlayar
kembali lewat selat Bali, sedang angkatan kedua dapat mencapai Maluku dan buat
pertama kali melakukan pembelian rempah-rempah.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kolonialisme dan Imperialisme bangsa-bangsa Eropa di Asia Tenggara, Terutama Indonesia"
Post a Comment