Tikaman yang mengenai bawah pusar Umar tersebut telah memutuskan lapisan kulit bagian dalam usus lambung yang dapat mematikan. Konon Umar tak dapat berdiri kerena rasa perihnya tikaman itu, dan terhempas jatuh. Abdur-rahman bin Auf segera maju menggantikannya mengimani shalat. Ia meneruskan shalat itu dengan dua surat terpndek dalam Al-Qur’an: Al-Asr dan Al-Kautsar. Ada juga yang mengatakan bahwa orang jadi kacau balau setelah Umar tertikam dan beberapa orang lagi di sekitarnya. Mereka makin gelisah setelah melihat Umar dan hendak di usung ke rumahnya di dekat masjid orang-orang ramai, kacau dan hiruk pikuk sehingga ada yang berseru, “Shalat! Matahari sudah terbit!”, mereka mendorong Abdur-Rahman bin Auf dan dia maju shalat dengan dua surat pendek tersebut.
Ketika mereka usai menenunaikan ibadah, Umar bin Khattab berkata, “Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapakah yang berusaha membunuhku!” Ibnu Abbas pergi sejenak kemudian kembali datang sambil berkata, “Hamba sahaya, Al Mughirah.” Umar berkata, “Lelaki yang memiliki kemahiran kerajinan tangan?”. Ibnu Abbas menjawab, “Benar”. Umar berkata, “Semoga Allah memeranginya. Sesungguhnya aku telah memerintahnya melakukan hal yang ma’ruf. Namun segala puji bagi Allah yang tidak menakdirkan berada ditangan seorang laki-laki yang mengaku dirinya memeluk agama Islam. Sungguh kamu dan ayahmu senang memperbanyak jumlah orang – orang kafir di Madinah.”
Memang Al-Abbas memiliki budak kafir yang jumlahnya sangat banyak. Lalu Ibnu Abbas berkata, “kalau memang anda mau, maka aku akan melakukannya untuk anda”. Maksudnya membunuh semua budak kafir itu. Namun Umar berkata, “Kamu salah (kalau sampai membunuh mereka) setelah mereka bisa berbicara dengan bahasa kalian, telah mengerjakan shalat dengan menghadap kiblat kalian, dan telah menunaikan ibadah haji sesuai dengan ritual kalian.”Akhirnya Umar dibawa pulang ke rumahnya. Lalu umar diberi minuman berupa perasaan buah kurma, dan diapun meneguknya. Namun cairan tersebut malah keluar melalui luka yang ada diperutnya. Maka, Umar kembali diberi susu sehingga ia meneguknya. Namun, cairan itu lagi-lagi keluar dari lukanya tersebut. Maka, orang-orangpun baru sadar kalau Umar bin Khattab (sebentar lagi) akan tiada.
Kemudian banyak masyarakat sekitar masuk mengunjungi Umar. Begitu juga dengan orang-orang yag memberikan simpati dan dukungan moril untuknya. Kematian Umar bin Khattab meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi umat islam waktu itu, karena beliau menorehkan sejarah baru dalam peradaban Islam. Umar bin Khattab wafat pada hari Rabu bulan Djulhijah tahun ke 23 H atau tahun 644 Masehi. Umar bin Khattab Wafat tanpa meninggalkan wasiat apapun mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai Khalifah berikutnya. Tetapi semasa Umar masih hidup, Umar bin Khattab meninggalkan wasiat yaitu :
1) Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2) Bila engkau hendak memusuhi sesorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3) Bila engkau hendak memuji sesorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
4) Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berari engkau terpuji.
5) Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati, engkau akan menderita, rugi dan penuh penyesalan.
6) Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutilah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Sulasman M.Hum dan Suparman M.Ag. (2013). Sejarah Islam di Asia & Eropa. Bandung: Pustaka Setia
DR.Samih Athif az-Zain. (1988). Syari’at Islam. Bandung : Husaini
Muslim Mufti,M.Si, M.A.(2013). Teori-Teori Politik.Bandung: CV Pustaka Setia
Titin Supartinah S.Pdi. (2014). Detik-detik Terakhir Kehidupan 4 Sahabat Rasulullah SAW. Tangerang: La Tah zan
Yatim, Dr. Badri dan H.A Hfiz Anshari Az. (1993). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Wafatnya Umar bin Khattab"
Post a Comment