HUBUNGAN PETANI DENGAN KAUM FEODAL

a.    Hubungan Vertikal
Hubungan vertikal ini adalah hubungan petani dengan golongan atas atau bisa dikatakan sebagai golongan bangsawan. Seperti bupati, tumenggung adipati dan lain sebagainya. Dalam hubungan sosial ini memiliki dua hal, seperti :
1.    Hak
2.    Kewajiban
Hak kaum Bangsawan yaitu hak memperoleh gelar, dan juga hak untuk memiliki kekuasaan wilayah teretentu dengan segenap penduduknya. Hak bangsawan tersebut adalah :
•    Hak Untuk memperoleh upeti
•    Hak untuk menarik pajak
•    Hak untuk memobilisasi atau menentukan rakyatnya menjadi tentara
Kesimpulannya hak yang menguntungkan dan menjamin kehidupan bangsawan.
Sedangkan Kewajiban bagi bangsawan adalah tanggung jawab kehormatan bangsawan atau sering disebut Noble oblige atau darah bangsawan.
Berikut tanggung jawab bangsawan terhadap rakyatnya adalah :
•    Menjamin keamanan
•    Menjaga ketertiban
•    Menjamin kesejahteraan
•    Menjamin kenyamanan
Sedangkan, Hak dan kewajiban para petani adalah
•    Para petani berhak menjamin keamanan
•    Para petani berhak menjamin ketertiban
•    Para petani berhak menjamin kesejahteraan
•    Para petani berhak menjamin kenyamanan
Kewajiban para petani yaitu haru taat kepada pemimpinnya, patuh kepada pemimpinnya dan lain sebagainya.
CIRI lain dari para petani yaitu petani sering disebut kampungan atau perilaku desani. Seperti kurang sopan santun, bicaranya kasar dan lain sebagainya.
Kalau bangsawan sering disebut Meriyai atau Priyai seperti bicaranya halus, sopan santun, tatakrama dan lain sebagainya.

Tingkatan Lapisan Masyarakat :
1.    Cantrik
2.    Made (menengah)
3.    Jijangan


Pengertian feodalisme
Feodal berasal dari kata feodalism, pengertian dari Feodal yaitu sebagian kekuasaan raja pada kaum bangsawan. Apakah feodal itu negatif atau positif ?
Sebenarnya tidak seperti itu, kaum bangsawan hanya menjalankan hak-haknya sementara kewajibannya tidak dilaksanakan. Contoh feodal yang positif adalah pangeran di ponogoro.
Kenyataan yang sekarang seharusnya para kaum atas memikirkan rakyatnya, bukan memikirkan kaum atas.

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari SEPUTAR SEJARAH. Berlangganan melalui email sekarang juga:

SEPUTAR SEJARAH

Artikel keren lainnya:

Ditulis oleh Unknown pada tanggal Monday, 6 July 2015