JEJAK MASA LALU
Syarat mutlak untuk melukiskan kehidupan manusia di masa lalu ialah ketersediaan sumber sejarah.Tanpa sumber, tulisan yang dihasilkan yaitu bukan merupakan karya sejarah. Bila suatu karya yang menggambarkan tentang kehidupan masa lalu tanpa didasari oleh sumber, melainkan hasil imajinasi sang penulisnya semata, maka ia merupakan karya sastra. Penggunaan sumber inilah yang membedakan karya sejarah dengan karya sastra. tetapi tidak berarti bahwa pembedaan dua jenis karya tersebut berlaku secara kaku dalam arti bahwa karya sejarah hanya semata mata mengandalkan sumber sejarah tanpa menggunakan imajinasi sebagai dasar untuk merangkai kata-kata, sehingga terbentuklah karya sejarah.
Imanjinasi sangat penting dalam menghadirkan kembali masa lalu ditengah kehidupan kita dalam bentuk cerita sejarah. Tanpa imajinasi, masa lalu yang dilukiskan tidak akan menjadi "hidup". Hal ini terkait dengan pengertian sejarah sebagai kisah tentang masa lalu. Memang masa lalu dari perspektif peristiwa hanya terjadi satu kali dan tidak akan pernah terulang kembali dalam waktu, tempat, dan pelaku yang sama. Tetapi, sejarah dalam arti sebagai kisah mungkin saja berulang. Artinya alur atau jalannya peristiwa tampak sama antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dalam waktu yang berbeda.
Sebut saja kisah sejarah Ken Arok, pendiri Dinasti Singosari saat ia hendak menjadi raja, maka ia berupaya menyingkirkan Tunggul Ametung yang pada saat itu menjabat sebagai bupati Tumapel. Kerena keinginannya untuk mendapatkan posisi tentang itu, Ken Arok kemudian memesan sebuah Keris kepada Empu Gandring. Konon dalam tradisi lisan masyarakat jawa, bahwa sebelum keris itu dibuat, Ken arok datang kepada Mpu Gandring untuk mengambilnya sekalipun proses pembuatannya belum selesai. Setelah di ambil paksa, keris itu pertama kali dicoba digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh pembuatnya. Dalam waktu seketika, Mpu Gandringpun tewas. Keris inilah yang digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung, dan akhirnya dia berhasil menjadi seorang penguasa dan mendirikan kerajaan Singasari.
Peristiwa tersebut memang hanya terjadi satu kali, tetapi tetap berulang dalam alur ceritanya pada waktu yang berbeda. Setelah Anusapati, Putra Tunggul Ametung dengan kendedes (sebelum menikah dengan ken arok), menginjak dewasa ingin menjadi raja. Untuk mewujudkan keinginannya, ia kemudian membunuh Ken Arok (menggunakan keris mpu gandring). Demikian seterusnya, Toh jaya, putra ken arok dengan kendedes, membunuh anuspati dengan menggunakan keris yang sama.
Hikmah yang dapat diambil dari rentetan peristiwa itu ialah bahwa dalam sejarah Singasari (dan kerajaan-kerajaan di jawa pada umumnya), peristiwa pembunuhan atau kudeta (dalam arti menurunkan penguasa yang sah secara paksa, misalnya dengan cara-cara koersif atau kekerasan) mengalami pengulangan.
Terjadi pengulangan dan ketidak berulangan dalam sejarah membawa pemikiran kita pada argumen sosiolog W.F. Wertheim (1959), bahwa
"human History is a constant interaction of repetition and novelty. the repetition ever appearing in a new garment and the novelty ever fit for a repetitional scheme" . Menurutnya, sejarah merupakan suatu interaksi konstan dari pengulangan dan pembaharuan. Pengulangan itu bisa tampak dalam wajah baru dan pemberharuan kadang merupakan suatu skema pengulangan. Hal ini dapat dilihat pada peristiwa pembunuhan demi pembunuhan yang terjadi di kerajaan singasari.
Berdasarkan pada hal tersebut, jelas bahwa upaya merekontruksi masa lalu dalam bentuk kisah sejarah, merupakan hal yang sangat penting dalam menapak kehidupan hari ini dan di masa yang akan datang. Atas dasar itulah, pekerjaan seorang sejarawan bukan hanya semata berbicara tentang masa lalu dan ia berhenti setelah selesai melakukan pekerjaannya, seakan sejarah adalah masa lalu semata. Lebih dari itu, rekontruksi peristiwa sejarah diharapkan dapat menjadi pedoman bagi generasi sekarang dalam melakoni kehudupannya. pentingnya pengetahuan tentang masa lalu, maka penulisan sejarah menjadi hal mutlak yang harus dilakukan untuk memahami jati diri suatu bangsa.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sumber-Sumber Sejarah"
Post a Comment